Gunung Mijil merupakan dataran yang tidak tinggi akan tetapi memiliki potensi pemandangan alam di sekitar yang indah karena terdapat view pegunungan Goa Slarong dan area sawah yang menawan. Suasana di Gunung Mijil sangat sejuk dan sangat tepat digunakan untuk menikmati pemandangan dikala sunrise dan sunset, terlebih jika bulan purnama area perbukitan Gunung Mijil dapat menjadi wahana meditasi seperti yang dilakukan oleh beberapa orang Jawa yang memiliki kepercayaan akan hal-hal yang berhubungan dengan alam gaib. Melihat potensi yang ada dan nilai sejarah yang sudah tertulis dalam buku Babad Diponegoro, Gunung Mijil dikelola oleh masyarakat Gandekan untuk dijadikan sebagai destinasi wisata edukasi sejarah dan budaya dengan nama Desa Wisata Gunung Mijil (DEWI GUMI) dan mulai dibuka pada tanggal 17 Agustus 2019. Untuk menjalankan kegiatan pariwisata di Gunung Mijil tidaklah mudah walau memiliki kekuatan sejarah yang kuat dan berjasa bagi terciptanya Kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi kurang mendapat support dan perhatian dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan terus berjuang bersama, akhirnya penggalian batu kapur dapat dihentikan dan kepemilikan tanah yang berstatus Sultan Ground melalui pemerintah Kalurahan Guwosari dan berbagai pihak yang membantu diberikan ijin untuk dijadikan sebagai tempat pariwisata oleh masyarakat. Keberadaan Gunung Mijil yang berbatu dan banyak ditumbuhi pohon liar dibersihkan oleh pengelola wisata bersama warga Gandekan dengan penuh semangat bekerja siang dan malam untuk dapat mewujudkan obyek wisata yang memiliki sarana minimal terutama aksebilitas menuju puncak Gunung Mijil sebagai ikon desa wisata.
Comentários