Gunung Mijil sebagai destinasi wisata baru di Yogyakarta dengan mengedepankan Desa Wisata Edukasi Sejarah dan Budaya kemudian dilauncing dengan keadaan yang terbatas tetapi banyak dikunjungi oleh komunitas dan sekolah-sekolah disekitar wilayah Bantul sebagai ajang pembelajaran outing class mengenal sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro. 7 bulan dibuka dengan kunjungan yang relatif ramai kembali sepi karena keadaan pandemi COVID 19 yang melanda. Kurang lebih 3 bulan DEWI GUMI ditutup dan kami sebagai pengelola tetap melakukan kegiatan pengembangan obyek wisata dengan gotong royong mengisi waktu lock down dan stay at home. Sebelum pandemi berlangsung Dewi Gumi sudah menjadi tempat rekreasi keluarga dan berbagai komunitas untuk melakukan kegiatan joging, senam dan pentas acara kesenian (pentas musik Koes Plus dan Dangdut). Masa pandemi kami gunakan untuk berinovasi dan bersepakat untuk terus membuka tempat wisata dengan terus berkomitmen dan berinovasi untuk:
Merubah bukit berbatu menjadi bukit berbunga yang hijau, indah, dan nyaman untuk dikunjungi masyarakat
Membuat wahana baru berkonsep pendidikan karakter Diponegoro yaitu “laku tetandur” bercocok tanam dan memelihara burung (mini zoo), sehingga tempat menjadi asri dan lebih nyaman. Keunggulan Dewi Gumi dengan mengembangkan Pohon Jambu biji khas Slarong dan juga Pohon Bidara sebagai pohon surga yang berkhasiat untuk mengusir setan dan jin bagi yang diganngu oleh mahkluk halus tinggalan Pangeran Diponegoro
Membuat inovasi pengembangan wisata budaya Jawa yaitu Napak Tilas Perjuangan Diponegoro yang melibatkan para pengunjung merasakan sensasi menjadi Laskar Rakyat (prajurit Jawa) dengan memakai busana prajurit/bregodo berjalan berirama dari Gunung Mijil ke Goa Slarong dengan iringan gamelan layaknya parajurit kraton Mataram (paket Napak Tilas untuk 30 orang).
Menggelar Sendratari Perjuangan Pangeran Diponegoro dan Dolanan Anak durasi 2 jam pada setiap bulan purnama (paket sendratari minimal 40 orang)
Menyediakan Home Stay “syariah” dan paket-paket kreatif seperti membatik, membuat gerabah, telor asin, emping jagung dan blangkon Jawa
Comments